PSBB di Jakarta Dinilai Efektif, Corona Dapat Berhenti sebelum Lebaran
Jakarta_Koran patroli.com. Jika PSBB mampu membuat 70%-80%
warga tinggal di rumah, maka bisa saja kasus penularan virus corona di Jakarta
berhenti sebelum lebaran.
Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI
Jakarta dianggap mampu menekan penyebaran virus corona. Pasalnya, sekitar 60%
masyarakat Ibu Kota tinggal di rumah sejak PSBB Jakarta diberlakukan pada 10
April lalu, sehingga angka penyebaran menurun.
"Ketika 60% proporsi penduduk berada di rumah, (jumlah pasien
terinfeksi) langsung turun cepat. Ini membuktikan pengalaman empiris bahwa
pembatasan sosial itu berdampak," kata Pakar Epidemi FKM Universitas
Indonesia Pandu Riono dalam diskusi secara virtual Medcom, Minggu (3/5). Dia
bahkan menyebut, jika PSBB mampu membuat 70%-80% warga tinggal di rumah, maka
bisa saja kasus penularan virus corona di Jakarta berhenti sebelum lebaran.
Tapi hal itu menurutnya tidak mudah, karena tergantung kesadaran masyarakat
untuk mencegah penyebaran virus. (Baca: Rapid Test Warga DKI Jakarta Capai
79.680 Orang, 4% Positif Corona) Penularan di Jakarta disebut sudah mulai
melandai karena PSBB. Pandu berharap bahwa hal ini juga diterapkan pada wilayah
lainnya secara nasional di luar Jakarta untuk menekan penyebaran virus. "Memang Jakarta turun, tapi luar Jakarta
meningkat tajam.
Jadi secara nasional, kita belum turun, masih terus
naik," katanya. Kekhawatiran penyebaran virus corona di daerah luar
Jakarta juga disampaikan oleh Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio. Amn
menyatakan, tren penyebaran saat ini bisa saja mengindikasikan tengah terjadi fenomena tekan balon.
"Jadi ditekan di sini, muncul di tempat lain, "
katanya. Sehingga, pembatasan kegiatan di luar rumah, juga perlu dilakukan pada
daerah-daerah lain, seperti di beberapa kota satelit Jakarta. Jika tidak
diawasi dengan baik, dikhawatirkan terjadi gelombang penyebaran virus corona
gelombang kedua di daerah yang sudah berhasil ditekan angka penyebaran.
"Peran Pemda sangat penting, di samping partisipasi masyarakat," kata
Amin. Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, banyak
kasus yang muncul di luar Jakarta, ternyata berasal dari penularan orang-orang
yang pulang kampung dari Jakarta.
"Mereka orang yang kemudian pulang kampung, bekerja di Jakarta sektor
informal, sekarang kerjaannya tidak ada," katanya. (Baca: Kasus Positif
Corona di RI Capai 10.843, Pasien Sembuh 1.665 Orang) Untuk meredam fenomena
tekan balon tersebut, Yurianto menilai masyarakat perlu disiplin melakukan
karantina mandiri. Sehingga, penyebaran virus bisa ditekan dan mampu kembali ke
keadaan sebelumnya.
Meski begitu, untuk kembali kondisi ke normal seperti
sebelum adanya pandemi virus corona, akan memakan waktu yang lama. Pasalnya,
pandemi ini menjangkit seluruh negara, sehingga jika Indonesia sudah menurun
tapi negara lain belum, maka penyebarannya mungkin masih bisa terjadi.
"Ini yang menunjukan Tiongkok ada kasus baru karena ada datang orang dari
luar Tiongkok. Ini masalah planet, bukan satu negara," kata Yuri. Hingga
Minggu (3/5), jumlah kasus corona di DKI tercatat sebanyak 4.417 kasus. Dari
jumlah tersebut, sebanyak 621 orang dinyatakan sembuh, sedangkan jumlah pasien
meninggal sebanyak 410 orang. Pasien yang masih menjalani perawatan di rumah
sakit sebanyak 2.062 orang. Sementara yang melakukan isolasi mandiri di rumah
sebanyak 1.324 orang.
No comments