Wartawan Disiram Air Keras Oleh Bos Mafia Judi
MEDAN, koranpatroli.com
Andar Situmorang Advokat direktur eksekutif Government Againts Coruption & Dicrimination (GACD) minta ke Presiden,Kapolri dan ketua KPK, juga kepada menteri kesehatan untuk membantu biaya pengobatan persada Bhayangkara Sembiring pekerjaan wartawan yang juga warga negara Indonesia Korban percobaan pembunuhan dengan air keras oleh Bandar Judi.
Hal ini di ungkapkan Andar kepada wartawan Jumat (6/8/21) Peristiwa yang dialami Oleh persada adalah Kasus nasional sebab kinerja wartawan dilindungi oleh UU pers no 40 tahun 1999 juga sebagai pilar ke empat negara patut lah di dukung dan dibantu oleh pemerintah apa bedanya dengan Kasus novel yang dibiayai pemerintah waktu itu.
“sama dengan pemerintah membiayai pengobatanya korban disiram air keras contoh kasus Novel Baswedan biaya ditanggung oleh negara berobat berbulan bulan di salah satu rumah sakit disingapura.
awak media juga mewawancarai Ristani Samosir (50), Ibu Kandung dari Persada Bhayangkara Sembiring berharap Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Kapolri memberikan bantuan hukum dan bantuan biaya pengobatan kepada anaknya yang diduga disiram air keras oleh suruhan Bos Judi SMS Cs pada tanggal 25 Juli 2021 Sekira Pukul 20.00 WIB.
“Saya sebagai orang tua dari Persada Bhayangkara Sembiring sangat mengutuk dan mengecam perbuatan yang diduga dilakukan Bos Judi SMS dan rekan-rekannya yang telah membuat anak saya harus mengalami suatu hal yang membuat dirinya cacat di bagian wajah dan jari tangannya,” ujarnya.
Lanjut Ristani, Anak saya seorang wartawan dimana di usianya yang masih 26 tahun dia harus mengalami cacat di bagian wajahnya dan matanya.
“Saya tidak tau lagi mau mengadu kemana, apakah anak saya itu masih bisa melihat secara normal atau tidak. Yang saya lihat, saat ini kondisi anak saya Persada Bhayangkara kondisinya sangat buruk, Saya tidak sanggup melihatnya dan ini adalah akibat dan ulah dari manusia biadap dan tidak punya hati nurani,” tuturnya.
“Ayah kandung Persada Bhayangkara yang juga pensiunan anggota Polri Alm Purn Aiptu Bangkit Sembiring telah meninggal dunia pada Tanggal(9/10/20) yang lalu, dengan meninggalkan 6 (enam) orang anak yang masih butuh biaya. Saya tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi semua cobaan ini, dimana saat ini anak saya yang paling tua Persada Bhayangkara terbaring lemas dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan setelah disiram air keras diduga suruhan SMS,” tutur Ristani Bersedih.
Masih Kata Ibu Persada Korban penyiraman air keras sudah lebih satu minggu anak saya masih dirawat di Rs Adam Malik Medan karena di siram air keras oleh suruhan terduga bandar judi SMS yang saat ini sudah di tahan di Polrestabes Medan.
Ia mengucapakan banyak terimakasih Kepada Bapak Kapolda Sumut, Dir Krimum Polda Sumut, Bapak Kapolrestabes Medan, Wakapolrestabes dan Plt Kasat Reskrim Polrestabes Medan yang sudah bekerja keras sehingga pelaku dan otak pelaku penyiraman anak saya sudah tertangkap.
“Saya bermohon sekali kepada Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atau kepada siapa pun agar mau memberikan bantuan hukum dan bantuan biaya pengobatan kepada anak saya Persada Bhayangkara Sembiring yang saat ini masih di rawat dan terbaring lemas di Rumah Sakit Adam Malik Medan dan sangat membutuhkan bantuan biaya untuk membayar biaya operasi wajah anak saya,” Ungkap Ristani dengan mata berkaca-kaca.
Dikarenakan korban kriminal tidak ditanggung oleh BPJS dan Pihak Rumah Sakit Adam Malik Tidak Membolehkan Pulang Anak saya, Kalau saya tidak melunasi Biaya Berjumlah Uang selama anak saya di RS.
Selanjutnya kata Ristani, semoga bapak Presiden Republik Indonesia dan Bapak Kapolri membaca berita ini dan walaupun anak saya Persada Bhayangkara Sembiring sering memberitakan lokasi perjudian di Kota Medan tidak seharusnya dan sepantasnya disiram dengan air keras,Andar Situmorang selaku Advokat kondang yang juga sebagai penasehat hukum Jelajahperkara.com sangat perihatin dan mengutuk keras pelaku yang Menyiram air keras kepada Persada Bhayangkara Sembiring.(red)
No comments